Senin, 17 November 2014

TOPIK, TEMA DAN JUDUL

TOPIK

Topik yang berasal dari bahasa Yunani yaitu topoi yang berarti tempat, atau inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan pokok pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.

Syarat Topik yang Baik:
      1.      Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
      2.      Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.

Sumber-sumber untuk menulis sebuah topik datangnya bisa lewat mana saja ,  menurut Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis daat menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut.
      1.      Pengalaman Pribadi
      2.      Hobi dan Keterampilan
      3.      Pengalaman Pekerjaan atau Profesi 
      4.      Pelajaran Sekolah/Kuliah
      5.      Pendapat pribadi
      6.      PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik
      7.      Masalah Abadi
      8.      Kilasan Biografi
      9.      Kejadian khusus 
     10.  Minat Khalayak
  
Pembatasan Topik
Menurut Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai berikut:
      1.      Menetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
    2.      Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik pertama tadi.
      3.      Menetapkan yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
      4.      Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak.


TEMA

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Tema dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan, tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat. Tema sebenarnya berada didalam pikiran penulis, sebaiknya tema tetap dirumuskan secara eksplisit dalam bentuk kalimat yang panjang lebar, terutama bagi penulis pemula.

Syarat Tema yang baik, adalah :
   1.      Tema menarik perhatian penulis, maksudnya tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
    2.      Tema dikenal/diketahui dengan baik, maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
    3.      Bahan-bahannya dapat diperoleh, maksudnya sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
      4.      Tema dibatasi ruang lingkupnya maksudnya tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

JUDUL

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.

Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
      1.      Judul langsung.
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan
bagian utama nampak jelas.
      2.      Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap
menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Syarat-syarat Judul dalam pembuatannya :
1.      Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2.      Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3.      Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Jika pengarang tidak dapat menghindakna dari judul yang panjang (terpaksa), maka dapat menemouh jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang.

Sumber:


Sabtu, 08 November 2014

Paragraf

   1.      Pengertian Paragraf

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan/topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat atau lebih. Walaupun lebih dari satu kalimat, kalimat-kalimat tersebut  seluruhnya memperbincangkan satu maslah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.
Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam satu paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.

   2.      Unsur-Unsur Paragraf
A.    Kalimat Utama
Kalimat utama adalah tempat dimana dituangkannya ide pokok suatu paragraf. Berdasarkan letaknya, kalimat utama terletak di awal paragraf (deduktif), akhir paragraf (induktif), atau di awal dan akhir paragraf (deduktif-induktif). Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama
B.     Kalimat Pendukung,
Kalimat pendukung adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat ini harus memiliki kesatuan yang padu, yakni semua kalimat tersebut membentuk sebuah paragraf menyatakan suatu ide pokok tertentu. Kalimat penjelas juga harus koheren, yakni memiliki hubungan dengan kalimat lain sehingga membina keutuhan paragraf.

   3.      Syarat-Syarat Paragraf
A.      Kesatuan
Tiap  paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan dan tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
B.     Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
C.     Perkembangan Paragraf 
Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan aau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.

   4.      Macam-macam Paragraf
1.         Berdasarkan Posisi Kalimat
A.       Paragraf Deduktif,  paragraf yang kalimat pokoknya ditempatkan pada bagian awal paragraf . Paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
B.       Paragraf induktif, paragraf yang kalimat pokoknya ditempatkan dipada bagian  Paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
C.       Paragraf Deduktif-Induktif, paragraf yang kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
D.      Paragraf Tanpa Kalimat Utama, Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama kedudukannya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya memiliki kedudukan yang sama. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

2.      Berdasarkan Fungsi
A.    Paragraf Pembuka , Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
B.       Paragraf Pendukung / Penghubung , Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, Paragraf ini lebih panjang dari pada Paragraf pembuka. Sifat Paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, Paragraf-Paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa Paragrafdisiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada Paragraf-Paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
C.       Paragraf Penutup, Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.

3.      Berdasarkan Isi
A.    Paragraf Deskriptif, Paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan
B.     Paragraf Naratif, Paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri - cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
C.     Paragraf Eksposisi, Paragraf yang memaparkan, menjelaskan, menyampaikan, menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi.
D.    Paragraf Argumentasi, Paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
E.     Paragraf Persuasif, Paragraf yang mengajak, membujuk, menyarankan atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu..
Sumber : 
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf

Senin, 03 November 2014

Kalimat Efektif

1.    Pengertian Kalimat Efektif.
Pengertian Kalimat Efektif menurut beberapa Ahli:
a.         Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001).
b.        Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca (Arifin: 1989).
c.         Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca (Rahayu: 2007).
d.        Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan (ARIF HP: 2013).

Dari beberapa pendapat beberapa Ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,  maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud sipembicara atau penulis.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
·           Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
·           Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2.    Ciri-Ciri Kalimat Efektif

      a.       Adanya Kesatuan Gagasan.
Setiap kalimat harus memiliki kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran yang lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik anatrunsur yang mendukung kalimat. Kesatuan tersebut dibentuk dalam subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan.
Contoh:
·      Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita (tunggal).
·      Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu. (majemuk)
·      Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu. (pertentangan).

      b.      Adanya Kesepadanan.
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri: 
      1.      Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh:
            ·         Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
            Seharusnya: Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
      2.      Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
            ·         Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. 
            Seharusnya: Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
           ·         Saat itu saya kurang jelas.
           Seharusnya: Saat itu bagi saya kurang jelas.
      3.      Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
            ·         Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
            Seharusnya: Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara                         pertama.
            ·         Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
            Seharusnya: Kakaknya memneli sepeda motor Honda, Sedangkan dia membeli sepeda motor               Suzuki.
      4.      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
            ·         Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
            Seharusnya: Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
            ·         Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.  
Seharusnya: Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

      c.       Adanya Kehematan (Pemborosan Kata).
Kehematan adalah hemat mempergunakan kata,frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
      1.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
      Contoh:
·      Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Seharusnya: Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. 
·      Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Seharusnya: Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
     2.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
     Contoh:
·      Dia hanya membawa badannya saja. 
Seharusnya: Dia hanya membawa badannya.
·      Sejak dari pagi dia bermenung. 
Seharusnya: Sejak pagi dia bermenung.
      3.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
·      Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang 
·      Bentuk baku : para tamu, beberapa orang

d.      Adanya Kelogisan.
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
·      Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
·      Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan.
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
·      Sejak dari pagi dia bermenung.
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

      e.       Adanya Penekanan.
Ketegasan atau Penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kaliamat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat ini memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanandalam kalimat:
      1.      Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
·     Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
·      Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
      2.      Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
·      Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar .
      3.      Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
·      Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
      4.      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
·      Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
      5.      Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
·      Saudaralah yang bertanggung jawab.


 Sumber