Kamis, 25 Desember 2014

Kutipan dan Daftar Pustaka

 1.      Pengertian kutipan

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan seseorang yang diambilmdari sumber tertentu. Fungsi kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh  dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman empiris.
Kutipan menyebutkan nama (penulis/editor –cukup nama belakang), tahun terbit sumber referensi, halaman (yang dikutip).

………………. (Trimo, 2007: 202)
Trimo (2007: 202) menyatakan ……
Menurut Trimo (2007: 202) …………
       
        2.      Prinsip-prinsip mengutip
a.         Jangan mengadakan perubahan, jika terpaksa untuk tujuan tertentu, harus disertai keterangan dalam tanda kurung segi empat.
Contoh: [cetak tebal dari penulis]
b.         Bila ada kesalahan pengutip tidak boleh memperbaikinya. Biarkan apa adanya dan beri catatan singkat [sic!] yang artinya kesalahan dari naskah asli yang dikutip dan penulis (pengutip) tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.
Contoh: … hal itu memiliki makan [sic!]yang ambigu.
c.         Menghilangkan bagian yang dikutip dibolehkan asalkan tidak mengakibatkan perubahan makna. Untuk penghilangan bagian kalimat dengan titik tiga. Jika yang dihilangkan lebih dari satu baris, maka digantikan dengan titik sepanjang satu barisan.

       3.      Jenis-jenis kutipan
A.    Kutipan Langsung , yaitu kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita. Kalaupun ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag kita ambil.
Ada dua cara penerapan kutipan langsung dalam karya ilmiah.
a.       Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
·      Kutipan ditulis menyatu dengan teks
·      Jarak antara baris dengan baris dua spasi.
·      Kutipan diapit dengan tanda petik
·      Kutipan diikuti nama akhir pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman.
b.      Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
·      Kutipan dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi
·      Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi
·      Kutipan boleh diapit tanda petik, boleh juga tidak
·      Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan.

B.     Kutipan Tidak Langsung (Kutipan Isi), yaitu kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik. Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung.an pendapat orang lain yang dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri Artinya kata-kata yang digunakan tidak sama dengan kata-kata yang dikutip, tetapi hanya diambil idenya saja.
·      Ditulis menyatu dengan teks
·      Tidak menggunakan tanda petik
·      Mencantumkan nama akhir pengarang, tahun, dan nomor halaman.

        4.      Cara penulisan kutipan
a.         Kutipan Langsung ,merupakan kegiatan copy-paste. Kewajiban atas kegiatan ­copy-paste ini adalah mencatumkan sumber rujukan. Hal ini dilakukan untuk memberi penghargaan kepada penulis aslinya
·      Kutipan ringkas kurang dari 40 kata
Kutipan ini ditulis dengan menggunakan tanda kutip. Kutipan langsung ditulis persis aslinya alias copy-paste teks. Tindakan ini adalah mencantumkan nama belakang penulis, tahun terbit, dan halaman.
Contoh:
Mangkunegara (2007:86) menyatakan bahwa “benefit adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat dapat ditentukan”.
Catatan:
Tanda kutipan tunggal (‘…’) digunakan di dalam tanda kutip (“… “), misalkan Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “Ada hubungan yang erat antara rasa ‘PD’ seseorang dengan totalitas pembacaan puisi.”
·      Kutipan Ringkas 40 Kata atau Lebih
Kutipan ini ditulis dengan menggunakan spasi satu, menjorok ke dalam 1,27 cm (satu kali tab), ditulis rata kanan-kiri.
·      Kutipan Panjang dengan Sebagian Kalimat Dihilangkan
Kutipan ini ditulis dengan menggunakan tanda elipsis (…). Tanda ini digunakan untuk menghilangkan bagian kalimat yang kurang diperlukan. Untuk menghilangkan sebagian kalimat, tanda elipsis ditulis dengan menggunakan tanda titik (.) sebanyak tiga. Untuk titik ke empat, merupakan penanda akhir kalimat.
                     
b.         Kutipan Tidak Langsung, merupakan tindakan copy-paste ide. Kutipan ini ditulis dengan kalimat yang berbeda dengan kalimat aslinya tanpa mengubah ide. Artinya penulis dapat merangkai kalimat sendiri yang berbeda dengan kalimat yang ditulis penulis aslinya.
Contoh:
Mangkunegara (2007:86) menyatakan bahwa benefit adalah nilai keuangan untuk pegawai dapat ditentukan dengan cepat.
Benefit adalah nilai keuangan untuk pegawai dapat ditentukan dengan cepat (Mangkunegara, 2007:86).

     5.      Daftar pustaka

Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti makalah, skripsi, tugas akhir, laporan, thesis, dan penelitian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya. Yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang dikerjakan.

     6.      Unsur-unsur daftar pustaka
Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
·           Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
·           Judul buku, termasuk judul tambahannya.
·           Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.

     7.      Cara menulis daftar pustaka
Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu dari tiga sistem berikut
·           Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad  berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.
·           Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
·           Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor  berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.

Metode Havard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic.
     a.         Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook
·         Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga: Nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawah), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
·         Buku terjemahan: Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawah), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.

b.      Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis

·         Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium: nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau garis bawah), kota, bulan dan tanggal penyajian.
·         Kelompok disertasi/tesis: Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/tesis (centang miring atau garis bawah), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.

c.       Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

·         Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila ada nama penulis): Nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.
·         Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.

contoh daftar pustaka:
      ·         Badruldzaman, Mariam Darus, dkk., Kumpulan Makalah diskusi Mengenai PenyelesaianMasalah Kredit Macet Perbankan, Bank Indonesia, Jakarta 4-5 Oktober 1993.
      ·         Djumhana, Muhammad, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,1996.
      ·         Harahap, M. Yahya, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.

sumber
http://dimasamiluhur.blogspot.com/2012/11/kutipan.html. diunduh tanggal 23 desember 2014 pukul 22.00 wib
http://hikmadarisebuahcerita.blogspot.com/2013/03/makalah-pengertian-daftar-pustaka.html. diunduh tanggal 25 desember 2014 pukul 14.00 wib

Outline

   1.      Pengerrtian Outline
Outline (Kerangka karangan) merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topik nya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

    2.      Manfaat penggunaan Outline
a.         Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.         Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat.
c.         Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
d.        Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan.
e.         Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

    3.      Syarat-syarat outline yang benar.
a.       Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesi atau pengungkapan masksud.
b.      Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.
c.       Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d.      Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

    4.      Langkah-langkah menyusun outline

1.      Pola Alamia, suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
a.       Susunan waktu (kronologis).
Urutan waktu atau kronologis adalah urutan yang didasarkan pada tuntutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Mengurutkan peristiwa menurut kejadiannya atau berdasarkan kronologinya.
b.      Urutan ruang.
Urutan ruang menjadi landasan yang paling penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan dalam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif.
c.       Topik yang ada.
Suatu barang hal atau peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berturut-turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagaiman lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.

2.    Pola Logis berdasar urutan:
a.       Urutan Klimaks dan Anti Klimaks.
Suatu rangkaian yang merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Bila posisi yang paling penting itu berada pada akhir rangkaian maka urutan ini disebut kilimaks. Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian-bagian dari topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya, dari yang paling rendah kepentingannya, bertingkat-tingkat naik hingga mencapai ledakan pada akhir rangkaian. Urutan yang merupakan kebalikan dari klimaks adalah anti klimaks. Pengarang mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur-angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah kedudukannya atau kepentingannya.
b.      Urutan kausal.
Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah dianggap sebagai sebab, yang kemudian dilanjutkan dengan perician-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi umat manusia pada umumnya. Sebaliknya, bila suatu masalah dianggap sebagai akibat, yang dilandaskan dengan perincian-perincian yang berusaha mancari sebab-sebab yang menimbulkan masalah tadi, maka urutannya merupakan akibat sebab.
c.       Urutan Pemecahan Masalah.
Urutan pemecahan masalah dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi dan akhirnya alternative-alternative untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi tersebut. Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut secara tuntas, penulis harus benar-benar menemukan semua sebab baik yang langsung maupun yang tidak langsung bertalian dengan masalah tadi. Setiap masalah tersebut tidak bisa hanya terbatas pada penemuan sebab-sebab, tetapi juga harus menemukan semua akibat baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kelak.
d.      Urutan Umum Khusus.
Urutan umum khusus terdiri dari dua corak yaitu corak dari umum ke khusus atau corak dari khusus ke umum. Urutan yang bergerak dari umum ke khusus pertama-tama memperkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar atau yang paling umum kemudian menelusuri kelompok-kelompok kecil atau khusus. Urutan khusus umum merupakan kebalikan dari urutan diatas.


sumber 
http://coretanwnh.blogspot.com/2013/11/outline-kerangka-karangan.html. diunduh tanggal 20 desember 2014 pukul 11.00 wib
https://aditpato7.wordpress.com/2010/12/07/outline/. diunduh tanggal 20 desember 2014 pukul 12.00 wib

https://azizturn.wordpress.com/2009/11/21/kerangka-karangan/. diunduh tanggal 20 desember 2014 pukul 12.00 wib

Senin, 17 November 2014

TOPIK, TEMA DAN JUDUL

TOPIK

Topik yang berasal dari bahasa Yunani yaitu topoi yang berarti tempat, atau inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan pokok pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.

Syarat Topik yang Baik:
      1.      Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
      2.      Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.

Sumber-sumber untuk menulis sebuah topik datangnya bisa lewat mana saja ,  menurut Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis daat menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut.
      1.      Pengalaman Pribadi
      2.      Hobi dan Keterampilan
      3.      Pengalaman Pekerjaan atau Profesi 
      4.      Pelajaran Sekolah/Kuliah
      5.      Pendapat pribadi
      6.      PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik
      7.      Masalah Abadi
      8.      Kilasan Biografi
      9.      Kejadian khusus 
     10.  Minat Khalayak
  
Pembatasan Topik
Menurut Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai berikut:
      1.      Menetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
    2.      Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik pertama tadi.
      3.      Menetapkan yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
      4.      Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak.


TEMA

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Tema dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan, tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat. Tema sebenarnya berada didalam pikiran penulis, sebaiknya tema tetap dirumuskan secara eksplisit dalam bentuk kalimat yang panjang lebar, terutama bagi penulis pemula.

Syarat Tema yang baik, adalah :
   1.      Tema menarik perhatian penulis, maksudnya tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
    2.      Tema dikenal/diketahui dengan baik, maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
    3.      Bahan-bahannya dapat diperoleh, maksudnya sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
      4.      Tema dibatasi ruang lingkupnya maksudnya tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

JUDUL

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.

Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
      1.      Judul langsung.
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan
bagian utama nampak jelas.
      2.      Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap
menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Syarat-syarat Judul dalam pembuatannya :
1.      Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2.      Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3.      Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Jika pengarang tidak dapat menghindakna dari judul yang panjang (terpaksa), maka dapat menemouh jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang.

Sumber: