Konvensi
Naskah adalah semua persyaratan formal yang sudah
berdasarkan ketentuan ,aturan yang lazim dan sudah disepakati bersama dalam
suatu penulisan agar tampak lebih bagus dengan segala persyaratan yang meliputi
bagian – bagian pelengkap dan kebiasaan kebiasaan yang harus diikuti dalam
dunia kepenulisan . Dari segi jenisnya naskah dapat dibagi menjadi 3 jenis
yaitu formal, semi-formal, dan non-formal.
1. Formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua
persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi.
2. Semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak
memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi.
3. Non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak
memenuhi syarat-syarat formalnya.
Syarat Formal
Penulisan Sebuah Naskah
Dalam
menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan.
Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu
kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik,
benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis
secara memadai dan format pengetikan yang sistematis.
Unsur-unsur
dalam Penulisan Sebuah Karangan:
A.
Bagian Pelengkap
Pendahuluan
a.
Judul
Pendahuluan (Judul Sampul)
b.
Halaman Judul
c.
Halaman
Persembahan (kalau ada)
d.
Halaman
Pengesahan (kalau ada)
e.
Kata Pengantar
f.
Daftar Isi
g.
Daftar Gambar
(kalau ada)
h.
Daftar Tabel
(kalau ada)
B.
Bagian Isi
Karangan
a.
Pendahuluan
b.
Tubuh Karangan
c.
Kesimpulan
C.
Bagian Pelengkap
Penutup
a.
Daftar Pustaka (Bibliografi)
b.
Lampiran (Apendix)
c.
Indeks
d.
Riwayat Hidup
Penulis
Tata Cara
Penulisan Sebuah Penulisan
1.
Bagian Pelengkap
Pendahuluan
a.
Judul
Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul
pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung
apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan
atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah
halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.
Dalam
pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama
karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan
identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit
studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota,
dan tahun penulisan. Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul
perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
·
Judul
menggambarkan keseluruhan isi karangan.
·
Judul harus
menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
·
Sampul: nama
karangan, penulis, dan penerbit.
·
Halaman judul:
nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas
pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam
pembuatan makalah atau skripsi).
·
Seluruh frasa
ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model
lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
·
Judul diketik dengan
huruf kapital.
·
Penjelasan
tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat.
·
Nama penulis
ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa
(NIM).
·
Logo universitas
untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi makalah ilmiah tidak diharuskan
menggunakan logo.
·
Data institusi
mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota,
dan tahun ditulis dengan huruf kapital.
b.
Halaman
Persembahan
Halaman
persembahan adalah bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin
memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan
penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri
dari beberapa kata saja. Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan
ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul
buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu
dengan halaman judul buku.
c.
Halaman
Pengesahan
Halaman
pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah
ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah
memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Penyusunan pengesahan
ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak
unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul
skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara
margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing
materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar
dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada
sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji.
Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang
terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam
halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua
jurusan.
d.
Kata Pengantar
Kata
pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah
bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap
karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau
laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan
informasi sebagai berikut:
·
Ucapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·
Penjelasan
adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
·
Penjelasan
pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
·
Penjelasan
adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga.
·
Ucapan terima
kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang
membantu.
·
Penyebutan nama
kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi
tanda-tangan.
·
Harapan penulis
atas karangan tersebut.
·
Manfaat bagi
pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata
pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan
ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia
yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan,
atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan
kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak
ditulis ulang dalam isi karangan.
e.
Daftar Isi
Daftar
isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan
ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup
penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi
berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur
pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
f.
Daftar Gambar
Bila
dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam
karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan:
judul gambar, dan nomor halaman.
g.
Daftar Tabel
Bila
dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam
karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan:
nama tabel dan nomor halaman.
2.
Bagian Isi
Karangan
a.
Pendahuluan
Tujuan
utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian
pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang
sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah,
tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan.
Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan
dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua
sampai bab terakhir. Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu
memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur
pendahuluan sebagai berikut:
1) Latar belakang masalah, menyajikan
·
Penalaran
(alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan
jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab
atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas,
misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
·
Kegunaan praktis
hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam
membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan
datang.
·
Pengetahuan
tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah,
jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis
hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
·
Pengungkapan
masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang
menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
·
Tidak
menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab
dengan ya atau tidak.
2) Tujuan penulisan,berisi
·
Target, sasaran,
atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap
Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru;
menguraikan pengaruh X terhadap Y.
·
Upaya pokok yang
harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya
tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan
pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
·
Tujuan utama
dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas.
Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3) Ruang lingkup masalah,berisi
·
Pembatasan
masalah yang akan dibahas.
·
Rumusan detail
masalah yang akan dibahas.
·
Definisi atau
batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian
merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda,
konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
4) Landasan teori, menyajikan
·
Deskripsi atau
kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan
pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan
pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau
rekomendasi.
·
Penjelasan
hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan,
penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5) Sumber data penulisan, berisi
·
Sumber data
sekunder dan data primer.
·
Kriteria
penentuan jumlah data.
·
Kriteria
penentuan mutu data.
·
Kriteria
penentuan sample.
·
Kesesuaian data
dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6) Metode dan teknik penulisan, berisi
·
Penjelasan
metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode
deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode
eksperimental.
·
Teknik penulisan
menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner;
analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7) Sistematika penulisan, berisi
·
Gambaran singkat
penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
·
Penjelasan
lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b.
Tubuh Karangan
Tubuh
karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian
pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada
pendahuluan secara tuntas (sempurna). Kesempurnaan pembahasan diukur
berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1)
Ketuntasan
materi, yang dibahas mencakup seluruh
variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data
sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus
menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji
kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung
ketuntasan pembenaran.
2)
Kejelasan
uraian/deskripsi.
·
Kejelasan
konsep, adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan
tuntas dalam suatu kesatuan makna.
·
Kejelasan
bahasa, kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya.
Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada
kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata
konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
·
Kejelasan penyajian
dan fakta kebenaran fakta, kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan
berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting
ke kurang penting, kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu
didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto.
c.
Kesimpulan
Kesimpulan
atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan
juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak
memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca
bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Kesimpulan harus dirumuskan
dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah
yang telah diuraikan. Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
·
Dalam
tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan
argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan
dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
·
Untuk
kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari
pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
3.
Bagian Pelengkap
(penutup)
a.
Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap
karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi
dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi
judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur
daftar pustaka meliputi:
·
Nama pengarang:
penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
·
Tahun terbit.
·
Judul buku:
penulisannya bercetak miring.
·
Data publikasi,
meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
·
Untuk sebuah
artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun
terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem
Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
b.
Lampiran (Apendix)
Lampiran
(apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang
tindih dengan catatan kaki. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar
nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian
dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu
pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c.
Indeks
Indeks
adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara
alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang
mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan
pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d.
Riwayat Hidup
Penulis
Buku,
skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi
menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran
kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis,
tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan
karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
Sumber:
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19584/Konvensi+Naskah.doc
di akses pada tanggal 14/01/2015 21.30 WIB
http://shintaardilawati.blogspot.com/2013/01/konvensi-naskah_9856.html
di akses pada tanggal 14/01/2015 22.00 WIB