Rabu, 17 Oktober 2012

Perkembangan Hindu di Bali



                Agama hindu masuk keindonesia pada  abad ke 4 masehi. Saat itu dimana agama yang masuk saat itu hindu-budha. Perkembangan agama Hindu di Indonesia yang pada saat itu bersistem kerajaan. Jejak-jejak pertumbuhan Hindu di Indonesia di temukan di Kalimantan Timur (Kutai, abad ke-4). Kerajaan hindu pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan yang sangat Berjaya pada saat perkembangan agama hindu yaitu kerajaan Majapahit yang terkenal dengan pemimpin nya Hayam Wuruk dan patih  Gajah Mada. Pada saat itu kerajaan majapahit sangat Berjaya dengan terhitung waktu yang lama. Lokasi kerajaan majapahit sendiri terletak di jawa timur. Dengan kegiatan ekspedisi besar- besar yang dilakukan oleh raja nya. Maka majapahit bisa menguasai daerah jajahan nya.



Perkembangan agama hindu sendiri di Bali berkembang karena pengaruh dari daerah jawa timur dan jawa tengah.  Diperkiraan pada abad ke 8 masehi,  karena terdapat bukti berupa fragmen-fragmen pada prasasti yang ditemukan di desa Pejeng. saat kerajaan majapahit telah runtuh atau hancur. Namun dahulunya bali dikuasai oleh majapahit karena ekpedisi besar-besaran mereka. Dengan diketemukan Ye Te mantra Budha yang menyebutkan tentang Siva Siddhartha di Pejeng. Perkembangan berikutnya tentang Siva Budha ini, Siva lebih menonjol yang termuat dalam prasasti Sukawana A. 1 dan rontal Bhuvana Tattva Maharsi Markandeya yang menceritakan sampai pada pendirian Pura Besakih memakai dasar Panca Dhatu. dengan demikian hindu sudah bekembang dibali secara perlahan - lahan. sebelum abad 2 sampai ke 8 masehi.
Perkembangan agama hindu di bali mengalami beberapa proses.
1.        Bali kuno.
2.        Bali pertengahan.
3.        Bali baru.
4.        Masa penjajahan.
5.        Masa kemerdekaan.


1.        Bali Kuno

Pemerintahan raja suami istri antara Dharmodayana Varmadeva dengan Gunapriya Dharmapatni. Perkembangan Agama Hindu pada masa ini sangat pesat. Pada masa pemerintahan Dharmodayana Varmadeva , sekte-sekte Hindu di Bali dapat dipersatukan menjadi paham Tri Murti dalam konsep Kahyangan Tiga.  Menegakkan dharma dan sistem kemasyarakatan di Bali hingga Bali menjadi aman dan tertib yang dibuat Mpu Kunturan memilika dampak baik.
Udayana, Jayapangus ,jayasakti dan Anak Wungsu ialah sebagian raja-raja Bali, yang banyak meninggalkan keterangan tertulis yang juga menyinggung gambaran tentang susunan pemerintahan pada masa itu. Di dalam prasasti-prasasti sebelum Raja Anak Wungsu disebut-sebut beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu.  kita dapat membedakan jenis seni menjadi dua kelompok yang besar, yaitu seni keraton dan seni rakyat. Tentu saja istilah seni keraton ini tidak berarti bahwa seni itu tertutup sama sekali bagi rakyat.



2.        Bali Pertengahan.

Terjadinya kekosongan pemimpin saat kerajaan bali kuno runtuh. Di angkat nya  Raden Agra Sampranga sebagai raja baru atau penganti. Namun karena kepemimpinan dari raja  agra sampranga , ia di ganti oleh Ketut Ngulesir, pusat pemerintahan dipindahkan ke Gelgel. Dimulai lai periode Gelgel yang raja pertamanya diduduki oleh Ketut Ngulesir, dan perngantian raja kedua yaitu Dalem Watu Renggong. Masa kepempimpnan Watu Renggong Gelgel berada puncak kejayaan nya. Ia mampu membuat kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Datang seorang penasehat yaitu Danghyang Nirartha (Dwijendra) yang berpengaruh menata kehidupan penduduk di bali, Lombok, dan sumba.
Danghyang Niratha juga mengembangkan konsep “Tuhan dalam sebutan Bhatara Siva atau kemanunggalan” dengan tempat pemujaan Padmasana. Dalam kitab Negarakertagama disebutkan "Bhumi Balya i sacara lawan bhumi Jawa", yang menunjukkan bahwa pengaruh Majapahit demikian dominan di Bali. Ahkirnya kerajaan gelgel runtuh dengan raja terahkir dalem di made.Setelah kerajaan gelgel runtuh, banyak kerajaan baru bermunculan.

3.        Bali Baru.

4.        Masa Penjajahan.

Terjadi nya perlawanan dari belanda, karena bali tidak mau bergabung dalam monopoli yang dibuat oleh belanda. Peraturan bali yang mengganggu kegiatan belanda. asa ini merupakan masa perlawanan terhadap kedatangan bangsa Belanda di Bali. Perlawanan-perlawanan ini ditandai dengan meletusnya berbagai perang di wilayah Bali. Perlawanan-perlawanan tersebut ialah Perang Buleleng (1846), Perang Jagaraga (1848--1849), Perang Kusamba (1849), Perang Banjar (1868), Puputan Badung (1906), Puputan Klungkung (1908). Pada masa ini pula, perkembangan Agama Hindu mengalami pasang surut masalah ini pada awalnya ditangani oleh guru tiga (guru rupaka, pengajian, dan visesa) dengan Svadharmanya masing-masing kemudian mengalami perubahan pelik dan terjadinya perubahan urutan masyarakat.

5.        Masa Kemerdekaan

Perkembangan Agama Hindu pada masa ini terjadi perubahan tata cara kehidupan umat tidak meninggalkan agama atau mengubah keyakinan beragama tetapi terjadi pasang surut yang disebabkan oleh munculnya :
a.      KUAP (Kantor Urusan Agama Pusat)
b.      KUAD (Kantor Urusan Agama Daerah)




Referensi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar