1.
Pengertian
Kalimat Efektif.
Pengertian
Kalimat Efektif menurut beberapa Ahli:
a.
Kalimat efektif
adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain
secara tepat (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001).
b.
Kalimat efektif
adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan
enak dibaca (Arifin: 1989).
c.
Kalimat efektif
adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal,
dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca (Rahayu: 2007).
d.
Kalimat efektif
di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu
persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di
artikan (ARIF HP: 2013).
Dari
beberapa pendapat beberapa Ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Kalimat efektif
ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan
pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud sipembicara atau penulis.
Kalimat
efektif syarat-syarat sebagai berikut:
·
Secara tepat
mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
·
Mengemukakan
pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
2.
Ciri-Ciri
Kalimat Efektif
a. Adanya Kesatuan Gagasan.
Setiap
kalimat harus memiliki kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok.
Kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran yang lain yang tidak
mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal
balik anatrunsur yang mendukung kalimat. Kesatuan tersebut dibentuk dalam
subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta
membentuk kesatuan tunggal. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak
didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan
keterangan.
Contoh:
·
Semua penduduk
desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita (tunggal).
·
Dia telah
meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam
yang lalu. (majemuk)
·
Ayah bekerja di
perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu.
(pertentangan).
b. Adanya Kesepadanan.
Kesepadanan
adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan
kalimat itu memiliki beberapa ciri:
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan
jelas.
Contoh:
·
Bagi semua
mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
Seharusnya: Semua mahasiswa perguruan tinggi ini
harus membayar uang kuliah.
2. Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
·
Penyusunan
laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
Seharusnya: Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu
oleh para dosen.
·
Saat itu saya
kurang jelas.
Seharusnya: Saat itu bagi saya kurang jelas.
3. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal.
Contoh:
·
Kami datang agak
terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Seharusnya: Kami datang terlambat. Oleh karena
itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
·
Kakaknya membeli
sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Seharusnya: Kakaknya memneli sepeda motor Honda,
Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
·
Bahasa Indonesia
yang berasal dari bahasa Melayu.
Seharusnya: Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu.
·
Sekolah kami
yang terletak di depan bioskop Gunting.
Seharusnya: Sekolah
kami terletak di depan bioskop Gunting.
c. Adanya Kehematan (Pemborosan Kata).
Kehematan
adalah hemat mempergunakan kata,frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak
perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap
kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
·
Karena ia tidak
diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Seharusnya: Karena
tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
·
Hadirin serentak
berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Seharusnya: Hadirin
serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
·
Dia hanya
membawa badannya saja.
Seharusnya: Dia hanya
membawa badannya.
·
Sejak dari pagi
dia bermenung.
Seharusnya: Sejak pagi
dia bermenung.
3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak
menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
·
Bentuk tidak
baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
·
Bentuk baku :
para tamu, beberapa orang
d.
Adanya
Kelogisan.
Kalimat efektif harus
mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
·
Waktu dan tempat
saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
·
Saran yang di
kemukakannya kami akan pertimbangkan.
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
·
Sejak dari pagi
dia bermenung.
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
e. Adanya Penekanan.
Ketegasan atau
Penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kaliamat. Dalam
sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat ini memberi penekanan
atau penegasan pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk
penekanandalam kalimat:
1.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di
depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
· Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan
yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden
mengharapkan
· Harapan
presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan
mengubah posisi kalimat.
2.
Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
· Bukan
seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya: Bukan seratus, seribu,
atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak
terlantar .
3.
Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
·
Saya suka kecantikan mereka, saya suka
akan kelembutan mereka.
4.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan
Contoh:
· Anak
itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5.
Mempergunakan partikel penekanan
(penegasan).
Contoh:
· Saudaralah
yang bertanggung jawab.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar