Manusia
adalah mahluk sosial yang mempunyai sikap untuk bersosialisasi. Adanya sikap
untuk saling membutuhkan satu sama lain. Terkadang sikap antara dua orang tercipta
yaitu sikap cinta kasih. Adanya hubungan yang terikat antara keduanya. Cinta
kasih itu tidak hanya tertuju pada sepasang manusia namun rasa yang dimiliki
seseorang kepada orang-orang disekitarnya. Seperti hubungan bertali darah
antara anak dan orang tua. Hubungan
antara saudara kandung. Hubungan dengan orang yang lebih tua, muda, dan kecil.
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta. Cinta adalah rasa sangat
suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada). Ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada
atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir
bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih
dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai
menaruh belas kasihan
Didalam
kitab suci Al Quran ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi dalam jiwa
manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan yaitu tinggi, menengah dan rendah. Cinta
tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, rasulallah dan berjihad dijalan
Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara,
istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat renda aanya cinta yang lebih
mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Macam-macam
Cinta
Menurut
Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang
adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
1.
Cinta
Diri Sendiri.
Cinta
diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri untuk tetap hidup,
mengembangkan potensi diri dan mengaktualisasikan dirinya. Secara alami manusia
mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang menafsirkan cinta
diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri ini
bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah
mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi
seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian cinta terhadap
dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta kepada
orang lain untuk berbuat baik.
2.
Cinta
Sesama Manusia / Persaudaraan
Manusia
tidak bisa hidup sendiri, hidup selalu berdampingaan membantu untuk
kelangsungan hidup. Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan itu merupakan
watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya
kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia
bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna,
bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan
yang mulia.
3.
Cinta
Erotis
Cinta
yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan). Cinta
erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka
berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan.
4.
Cinta
Keibuaan
Kasih
sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat
pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu
ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh
dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli
ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis,
melainkan dorongan psikis.
5.
Cinta
terhadap Allah
Merupakan
puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan
tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta
menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan
semua bentuk cinta yang lain.
6.
Cinta
terhadap Rasul
Ini
merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral,
maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar