Sabtu, 06 Juli 2013

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan atau kesensangraan bermakna pengalaman kesusahan dan keperihan seorang individu. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan bisa berbentik fisik atau mental.
Setiap orang pasti tidak ingin menderita, namun kejadian atau musibah datang secara tidak terduga. Tingkatan penderitaan seorang relatif bertingkat. Dari yang ringan sampai yang berat. Tergantung dari seorang menyikapi bencana yang dihadapinya.

Siksaan.

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa :
      1.      Kebimbangan
Adanya sifat yang tidak bisa menentukan mana yang akan yang diambil. Adanya keraguan dalam menjalani sesuatu.
      2.      Kesepian.
Keberadaan jauh dari seseorang, merasa tidak memilki siapa-siapa. Walaupun sudah berada dalam lingkungan yang ramai namun tidak bisanya nya menyatu dengan lingkungan maka hidup merasa sepi dan sendiri.
     3.      Ketakutan.
Adanya perasaan takut terhadap sesuatu. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.


Kekalutan Mental.

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut :
     1.      Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
      2.      Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
    3.      Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai over kompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.

Penyebab munculnya Penderitaan.

Muncul nya penderitaan dalam diri sesorang bisa saja dari faktor dalam maupun luar. Faktor dalam yaitu diri sendiri karena adanya suatu kesalahan yang kita lakukan sehingga menimbulkan hasil buruh kepada kita. Seperti hubungan tidak harmonis dengan sahabat. Awalnya dari suatu pertemanan yang awalnya baik karena adanya suatu kesalahan yang kita lakukan dan menimbulkan kesalahan yang fatal yang tidak bisa dimaafkan maka terjadinya suatu kesalahan yang menimbulkan petengkaran yang membuat kita derita dengan kondisi tersebut. Adanya faktor alami yaitu orang mengalami ketidaksempurnaan pada dirinya dan menganggap diri yang mempunyai kekuranagan ahkirnya menganggap penderitaan dalam  hidunya.

Jadi, kita sebagai manusia harus sabar saat menghadapi cobaan. Bagaimana kita menjalani hidup dan menerima apa adanya hidup. Sebenarnya tidak adanya yang buruk diciptakan Tuhan didunia bagaimana kita sebagai manusia menerima itu semua.


Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar