Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan
Soewandi
1.
Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia
terdiri atas 26. Ada 26 yang masing-masing memiliki jenis huruf besar dan
kecil.
2.
Huruf Vokal
Huruf vokal aalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia jika udara yang keluar dari paru-paru tidak terkena hambatan
atau halangan. Huruf vokal sering disebut juga huruf hidup. Jumlah huruf vokal
terdiri atas 5 huruf, yaitu a,e,i,o,dan u.
3.
Huruf Konsonan
Huruf konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia jika udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan
hambatan atau halangan. Konsonan sering disebut juga huruf mati. Jumlah huruf
konsonan ada 21.
4.
Huruf Diftong
Huruf
diftong merupakan gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi
rangkap. Dalam bahasa Indonesia, huruf yang melambangkan diftong adalah ai, au,
dan oi.
5.
Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan
huruf konsonan merupakan gabungan dua huruf konsonan yang melambangkan satu
bunyi konsonan. Dalam bahasa Indonesia dikenal 4 buah gabungan huruf konsonan,
yaitu kh, ng, ny, dan sy.
6.
Huruf Kapital
Huruf
kapital sering disebut huruf besar. Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan
berbentuk khusus. Adapun penggunaan huruf kapital adalah sebagai berikut:
a. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata pada awal kalimat.
Misalnya:
·
Apa
maksudnya?
·
Dia
membaca buku
·
Pekerjaan
itu belum selesai.
b. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
·
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
·
Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”
·
“Kemarin
engkau terlambat,” katanya.
·
“Besok
pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat”.
c. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
·
Allah,
Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih,
Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.
·
Tuhan
akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya
·
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan
yang Engkau beri rahmat.
d. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang.
Misalnya:
·
Mahaputra
Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus
Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertetu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
·
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
·
Tahun ini dia pergi naik haji.
e. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
·
Wakil
Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor
Supomo, Laksamana Muda Udara
Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur
Irian Jaya.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
·
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik
menjadi mayor jenderal.
f.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
·
Amir
Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf
Supratman, Halim
Perdanakusumah.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama
jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
·
Mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
g.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
·
Bangsa Indonesia, suku Sunda,
bahasa Inggris
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
·
Mengindonesiakan
kata asing
·
Keinggris-inggrisan
h. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,, dan peristiwa
sejarah.
Misalnya:
·
tahun Hijriah, tarikh Masehi,
bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.
Misalnya:
·
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsanya.
·
Perlombaan senjata membawa resiko
pecahnya perang dunia.
i.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama geografi.
Misalnya:
·
Asia
Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab,
Kali Brantas, Lembah Baliem, Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk Benggala, Terusan Suez.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Misalnya:
·
berlayar ke teluk, menyeberabangi selat,
pergi ke arah tenggara
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan
sebagai nama jenis.
Misalnya:
·
garam inggris, gula jawa,
kacang bogor, pisang ambon
j.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
·
Republik
Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
·
Menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
k. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
· Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu
Sosial, Undang-Undang Dasar Repulik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
l.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama
buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke,
dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
· Saya
telah membaca buku Dari Ave Maria
ke Jalan Lain ke Roma.
· Bacalah
majalah Bahasa dan Sastra.
· Dia
adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
· Ia
menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum
Perdata”.
m. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
· Dr. doctor
· M.A. master of arts
· S.E. sarjana ekonomi
· S.H. sarjana hukum
· S.S. sarjana sastra
· Prof. professor
· Tn.
Tuan
· Ny.
Nyonya
· Sdr
saudara
n. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak,
ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
·
“Kapan Bapak Berangkat?” tanya Harto.
·
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
·
Surat Saudara sudah saya terima.
Huruf
capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
·
Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
·
Semua kakak dan adik saya sudah
berkeluarga.
o. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
·
Sudahkah Anda tahu?
·
Surat Anda telah kami terima
7.
Huruf Miring
a.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
·
majalah Bahasa dan Sastra, buku Negarakertagama
karangan Prapanca, surat kabar Suara
Rakyat.
b.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
·
Huruf pertama kata abad adalah a.
·
Dia buka menipu, tetapi ditipu.
·
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
·
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
c. Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali
yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
·
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostama.
·
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
·
Weltanschauung
antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan
dunia’.
8.
Huruf Tebal
a.
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan judul buku, bab, bagian bab,daftar isi, daftar tabel, daftar
lambang, daftar pustaka,indeks, dan lampiran.
Misalnya:
·
Judul:
HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
·
BAB:
BAB I PENDAHULUAN
b.
Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
·
Ahkiran –i
tidak dipenggal pada ujung baris.
·
Saya tidak
mengambil bukumu.
·
Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.
Seharusnya ketiga kalimat diatas
ditulis sebagai
·
Ahkiran –i
tidak dipenggal pada ujung baris.
·
Saya tidak
mengambil bukumu.
·
Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.
c.
Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk
menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang
menyatakan polisemi.
Misalnya:
·
Kalah
v 1 tidak menang ... ; 2 kehilangan atau merugi ... ; 3 tidak lulus ... ; 4 tidak menyamai
·
Mengalah v
mengaku kalah
·
Mengalahkan
v 1 menjadikan kalah... ; 2 menaklukkan ... ; 3 menanggap kalah
Sumber:
·
Sugiarto, Eko. 2013. Master EYD Edisi Baru. Yogyakarta:
Suaka Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar